Dikala hati terasa kosong...


Dunia, lagi- lagi dunia, mengeraskan hati bagi jiwa- jiwa yang lalai. Menundukkan ketegaran bagi pemegang iman yang lemah dan mengacaukan pikir manusia berhati gersang.



Dan berlaku di akhirnya, adalah kesempitan dada, hidup penuh dengan goncangan, dan tidak pernah merasakan ketenangan dan kedamaian sama sekali. Betapa kasihannya manusia seperti ini. Ibarat tenggelam dalam lautan luas tanpa batas, dia sama sekali tidak memiliki pegangan apapun, sampai akhirnya dia tenggelam dan... mati.


Tidaklah Allah memberikan hukuman yang lebih besar kepada seorang hamba selain dari kerasnya qalbu dan jauhnya dari Allah subhanahu wa ta'ala. Dan neraka adalah diciptakan untuk melunakkan hati yang keras.


Tengoklah betapa hati yang keras begitu sangat kering dan memusnahkan hidup manusia tersebut terus-menerus, sedangkan kegundahannya muncul terhadap segala sesuatu. Jiwanya pun terasa kosong, sehinggakan  sebahagian tubuhnya yang lain ikut bercermin kepadanya.


Dengarkan lisannya. Dia bergerak tanpa berpikir. Bagaikan menyebar bulu keluar dijalan, sehingga dalam beberapa detik bulu- bulu itu hilang entah kemana. Ketika manusia tersebut berniat kembali untuk menemukan dan membersihkannya, hal itupun menjadi hal yang mustahil untuk dilakukan. Maka banyak tersakitilah hati- hati saudaranya karena ketajaman kata-kata dari lidah yang tiada berdzikir. Semoga saja kita terlindung daripada menjadi manusia seperti ini.. Aamiin Ya Rabb.. 



Lisan adalah anak kandung hati. Lisan mengikuti hati. Hati yang keras adalah hati yang kosong dari berbagai nasihat yang baik, dan akan menjadi buta kerananya. Dan bila seseorang telah buta hatinya maka ia akan semakin jauh dari cahaya Illahi. Begitulah gambaran jelas ketika kekerasan hati sudah terlanjur menancap dan akhirnya si manusia hanya menjadi budak dan bulan- bulanan nafsu, sedang setan sebagai pengemudinya. Naudzubillah...



Maka tidak adalah keraguan atas firman Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman Dalam Az Zumar 22 :

 "Maka celakalah bagi mereka yang keras qalbunya dari berdzikir kepada Allah. Mereka berada dalam kesesatan yang nyata."

Sungguh betapa betapa kasihan manusia- manusia itu...

...Tidaklah Allah memberikan hukuman yang lebih besar kepada seorang hamba selain dari kerasnya qalbu dan jauhnya dari Allah subhanahu wa ta'ala. Dan neraka adalah diciptakan untuk melunakkan hati yang keras...
Saudaraku...


Dalam sendiri, jujurlah pada diri, apakah kau merasa jauh dari Allah? Jika ya, mungkin saja keadaan hatimu sudah sedemikian mengeras. Dan pantaslah jika kau bersedih, sebab hati yang paling jauh dari Allah adalah hati yang paling keras, dan jika hati sudah mengeras  dan pergaulan maka indrawi pun terasa gersang. Hatimu yang keras mungkin saja ditimbulkan oleh empat perkara yang kau dilakukan melebihi keperluan yang sepatutnya seperti : makan, tidur, bicara,

Maka Berhentilah!...


Sudahilah derita penyiksaan atas dirimu sendiri itu! Sudahilah semua kecelaruan hidupmu yang disebabkan oleh kekerasan hatimu ini! Tidakkah kau kasihan melihat sampai seperti itu kau menzalimi dirimu sendiri?

Menyerahlah!...


Kerana hanya Allah  yang akan mengeyangkan batinmu dengan kebahagiaan. Bukankah itu yang selama ini kau cari?. Menyerahlah kepada sang Maha Rahman, sumber kebahagiaan sejatimu.



Kembalilah!...


Kembalilah untuk berkelana mengarungi makna-makna Kalamullah dan ayat-ayat-Nya yang nampak di pelupuk matamu, dan kau pun akan menuai hikmah-hikmah yang langka dan faedah-faedah yang indah. Jika hatimu senantiasa disuapi dzikir dan disirami dengan berfikir serta dibersihkan dari kerosakan, maka kau pasti akan melihat keajaiban dan diilhami hikmah.


Bukankah selama ini kaupun tumbuh dalam kasih sayang dan kelembutan Allah sang maha rahman, lalu mengapa kau tetap harus berkeras hati menyebarkan kekerasan dan kekasaran hati dan lisanmu kepada sesamamu? Tidakkah dapat kau rasakan kasih dari Tuhanmu?


Bukankah Allah juga mengkurniakan akal kepada kita untuk menjadi manusia berhati lembut dan penuh kasih sayang? Lalu mengapa kau masih berkasar hati? ataukah sudah kerana terlalu banyaknya dosa yang menutup sehingga cahaya hati terlalu susah untuk menyinar lagi?

Saudaraku...


Tidak setiap orang yang berhias dengan ilmu dan hikmah serta memeganginya akan hidup dalam kebaikan. Kecuali jika mereka menghidupkan qalbu dan mematikan hawa nafsunya. Walaupun ada diantara mereka yang membunuh hatinya dengan menghidupkan hawa nafsunya, maka tak akan muncul hikmah dari lisannya.


Dan siapapun  yang ingin mensucikan hatinya maka ia harus mengutamakan Allah dibanding keinginan dan nafsu jiwanya.


Kerapuhan hati kita adalah kerana lalai dan berasa selesa, sedang tenangnya batin adalah karena takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan dzikir. Maka tengoklah dan belajarlah dari sebuah hati yang merasa zuhud dari hidangan-hidangan kenikmatan dunia, dia akan duduk menghadap hidangan-hidangan akhirat. Sebaliknya jika ia redha dengan hidangan-hidangan dunia, ia akan terlewatkan dari hidangan akhirat.


Siapapun, siapapun yang menempatkan hatinya disisi Rabb-nya, ia akan merasa tenang dan tentram. Dan siapapun yang melepaskan hatinya di antara manusia, ia akan semakin bercelaru dan terasa kering hatinya.


Ingatlah! Kecintaan terhadap Allah tidaklah akan masuk ke dalam hati yang teramat mencintai dunia kecuali seperti masuknya gajah ke lubang jarum.


...Kecintaan terhadap Allah tidaklah akan masuk ke dalam hati yang teramat mencintai dunia kecuali seperti masuknya gajah ke lubang jarum...
Hati kitapun boleh sakit seperti halnya badan yang boleh terluka. Dan penawar kepada semua itu adalah dengan bertaubat. Hati pun boleh tumpul dan berkarat, seperti benda yang di umbar begitu saja tanpa ada perhatian untuk mengurusnya. Dan cemerlangnya semua itu adalah dengan berdzikir. Hati boleh juga telanjang sebagaimana badan, dan pakaian keindahannya adalah taqwa. Hati pun akan lapar dan dahaga sebagaimana badan, maka makanan dan minumannya adalah mengenal Allah subhanahu wa taala, cinta, tawakkal, bertaubat dan tunduk patuh hanya kepada Allah Subhanahu Wata'ala.


Saudaraku...

Betapapun kerasnya hidupmu sekarang, namun jagalah hatimu agar senantiasa lembut, mendamaikan dan menyejukkkan, paling tidak untuk dirimu sendiri dahulu. Ketahuilah, bahawa hanya orang yang baik yang akan selalu dekat dengan kebaikan, dan kebaikan akan selalu mendekatkan kepada rahmat dan keberuntungan.

Jika Allah Subhanahu wa Wa'ala cinta kepada seorang hamba, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala akan memilih dia untuk diri-Nya sebagai tempat pemberian nikmat-nikmat-Nya, dan Ia akan memilihnya di antara hamba-hamba-Nya, sehingga hamba itu pun akan menyibukkan harapannya hanya kepada Allah. Hatinya senantiasa dengan berdzikir kepada-Nya, anggota badannya selalu dipakai untuk berkhidmat kepada-Nya. 

Wahai jiwa.. tunduklah! Tunduklah kepada sang penguasa langit dan bumi, sang pemegang nyawa dan ubun- ubun manusia,sang penggerak dan pencipta jagad raya. Tunduklah dalam keikhlasan dan kepasrahan kepadaNya. 

Wahai jiwa.. damailah! Damailah dalam kelembutan dan kebaikan sebagai cerminan rahmat dari sang maha Penyayang kepada hamba- hambanya yang senantiasa memenuhi celah kosong mereka dengan keagungan dan keperkasaanNya yang Abadi.


Sesungguhnya, aku hambaMu yang mudah rapuh Ya Rabb.. 

By: Aaila D'Maya

Comments

  1. such a reminder for us, thank you for sharing :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. hi.. thanks for reading.. kita hanya mampu berkongsi apa yg sepatutnya.. sy pun sedang belajar, ilmu yg ada tidak lah seberapa..

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

"TIPS PENGANGKUTAN UNTUK BALIK KE UiTM SELANGOR"

Cuti Pertengahan Semester

Bachelor's in Town and Regional Planning/Urban Studies and Regional Planning